Pages

Senin, 24 Desember 2012

Mengenal kucing emas, kucing yang penuh mitos di Sumatera

Terbaru

gambar kucing emas
Kucing emas yang bernama latin Pardofelis temminckii ini dalam bahasa Inggris disebut dengan Asiatic Golden Cat, Temminck’s Cat, atau Golden Cat. Kucing ini meruapakn kucing liar yang hidup di Pulau Sumatera. Belum banyak informasi yang didapat dari kucing ini.
Penduduk lokal biasa menyebut kucing emas dengan sebutan harimau kijang. Mereka menganggap kucing ini sebagai binatang bertuah. Sehingga secara tidak langsung kepercayaan mereka ini telah mengancam keberadaan kucing emas karena perburuan untuk mengambil bagian-bagian tubuh si kucing untuk dijadikan jimat atau semacamnya.
Kucing emas merupakan jenis kucing liar berukuran medium yang memiliki panjang tubuh sekitar 66 hingga 105 cm, panjang ekor 40 hingga 57 cm, tinggi mencapai 56 cm, dan berat badannya sekitar 9 sampai 15 kg. Warna bulu kucing emas tentu saja cokelat keemasan. Namun ada juga yang berwarna abu-abu ataupun cokelat tua.
Kucing langka ini merupakan hewan yang lebih banyak aktif di malam hari. Namun terkadang kita juga bisa menjumpainya di siang hari. Mangsanya antara lain tikus, reptil, burung, rusa muda, kambing, hingga anak kerbau. Meskipun kucing ini mahir memanjat, kucing ini cenderung lebih senang berburu di permukaan tanah.
Kucing emas merupakan hewan yang lebih suka hidup sendiri (soliter). Namun setelah menemukan pasangannya, dia akan setia pada pasangannya tersebut dan berburu bersama-sama.
Penyebaran kucing emas antara lain mencakup Bangladesh, India, Bhutan, China, Indonesia, Kamboja, Laos, Nepal, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. habitatnya adalah di hutan-hutan hujan tropis dengan ketinggian tidak lebih dari 2000 m diatas permukaan laut. Di Indonesia, kucing emas hanya dapat ditemui di Pulau Sumatera. Kucing emas yang tidak di alam liar bisa ditemui di Taman Nasional Way Kambas (Lampung), Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi), dan Taman Nasional Batang Gadis (Sumatera Utara).
Jumlah populasi kucing emas tidak diketahui secara pasti. Namun diyakini jumlahnya semakin tahun semakin menurun. Sehingga kucing ini digolongkan sebagai satwa Apendix I (dilarang diperdagangkan) oleh CITIES. Sedangkan menurut IUCN Redlist kucing emas digolongkan sebagai salah satu satwa Near Threatened (Hampir Terancam).
Kucing emas sempat dianggap sudah punah, hingga pada tahun 2005 sebuah gambar kamera berhasil menangkap keberadaan kucing ini di area Way Kambas. Dan sejak saat itu, kucing ini pun dilindungi oleh Undang Undang.
Ancaman bagi kelangsungan hidup kucing emas yang paling besar adalah manusia. Penyempitan habitat akibat pembangunan area pemukiman serta mitos yang berkembang di masyarakat yang menganggap kucing ini bertuah, sangat membahayakan jumlah populasi kucing emas ini.
Referensi; alamendah