Para pemilik kucing suka berlebihan dalam menggambarkan kelebihan kucing mereka. Ada yang punya kucing paling pandai di seluruh dunia, ada lagi yang membanggakan kucingnya paling besar atau suaranya paling keras sedunia. Aku sendiri mempunyai Humphrey, kucing paling jelek sedunia.
Humphrey tampak agak kusut ketika pertama kali aku melihatnya. Ia sedang duduk di tengah jalan, tak sanggup menentukan arah. Kepalanya miring, rahangnya patah, dan satu matanya menatap kosong ke Twilight zone. Makhluk kecil ini penampilannya benar - benar seram , cocok kalau menjadi anggota kehormatan kelompok Hell's Angel. Ia kucing yang paling menderita di seluruh dunia.
Aku mengira ia tidak bakal bisa bertahan, tetapi setelah 4 bulan, dengan biaya $300, keadaannya ternyata sangat bagus. Ia hampir mati 3 kali, tetapi ia tidak pernah menyerah. Bentuk kepalanya masih tetap seperti kentang yang tersisa paling akhir di kotak penjualan di pasar, dan dokter terpaksa memotong beberapa giginya supaya mulutnya bisa menutup, tetapi Humphrey pantang menyerah. Matanya cuma satu, sementara satunya lagi cuma lingkaran tertutup bulu, dan sebagian hidungnya hilang, tetapi itu tidak membuatnya kecil hati, Ia tetap seekor kucing dan ia tangguh.
Aku jelas menyukai kucing, tetapi banyak laki - laki tidak menyukai kucing. Kucing tidak berkesan jantan, tidak keras dan tangguh. Kata orang, kucing kesannya banci. Tapi coba dengar ini : kucing bisa mengubah wajah dan bibir anda. Tanya saja pada anjingku.
Anjingku beratnya 40 kg dengan senyumannya seperti papan tuts piano drakula. Giginya terlalu banyak, padahal mulutnya tidak terlalu besar. Ia tidak takut pada apapun, kecuali pada kucing. Sudah begitu banyak kucing jantan menari-nari di wajahnya, sampai-sampai hidungnya tampak seperti taman hiburan yang habis dipakai untuk lomba traktor. Diantara sekian banyak kucing yang mengganggu mimpi-mimpi Shep, anjingku itu, Humphrey cukup ditakutinya.
Beberapa tahun yang lalu, aku dan Shep tinggal bersama Humphrey, seekor kucing lain bernama Bugsy Moran, dan Lynn, wanita ramah yang mengurus hewan - hewan ini. Kami berlima hidup bahagia bersama-sama disebuah dupleks modern yang nyaman. Salah satu hal yang cukup menyenangkan dari tempat ini adalah karpet tebal dan empuk yang menutupi keseluruhan lantai, kecuali sekotak kecil areal di dalam salah satu lemari di kamar tidur.
Pada suatu hari yang tenang di tengah musim panas, cuaca betul - betul sangat gerah. Bunga - bunga tampak layu dan tidak memperlihatkan tanda - tanda kehidupan. Penjual es krim memasang senyum puas di wajahnya. Shep rupanya tidak tahan kalau mesti berbaring di karpet tebal, apalagi bulunya sendiri juga tebal. Maka ia beranjak ke lemari yang tidak berkarpet dan berbaring di semen yang sejuk. Ia merasa aman, karena yakin bahwa makhluk - makhluk berkaki empat di rumah ini, ia yang paling kuat, berdasarkan ukuran tubuhnya, dan ia tentu tidak akan diganggu.
Bufsy sudah mendorong pernak-pernik milik Lynn dan sekarang berbaring dengan tenang di lajur ketiga rak buku dari kayu jati. Tapi Humphrey menghadap masalah. Biasanya pada hari - hari panas, Humphrey akan berlari ke lorong, masuk ke kamar mandi, dan melompat ke dalam bak mandi. Di situ ia bermain dengan tetesan-tetesan air dari keran, sampai saat makan malam dihidangkan. Sialnya kemarin, tanpa sepengetahuan Humphrey, Lynn telah mengisi bak mandi itu dengan air. Akibatnya Humphrey basah kuyup sekeluarnya dari bak mandi, dan tirai mandi juga robek - robek sedikit kena cakarnya.
Ketika pagi beranjak menjadi siang, Humphrey semakin kesal. ia mondar mandir di dalam rumah, sambil memandang gugup ke dalam kamar mandi dan ke tempat Shep berbaring, dengan penuh hasrat. Kalau disuruh memilih antara melawan air dingin 20 galon dan anjing kepanasan yang beratnya 40 kg, Humphrey lebih memilih menghadapi anjing.
Aku dan Lynn sedang membereskan cucian di tempat tidur. Lynn sedang menyatakan kekagumannya atas setiap pasang kaus kakiku yang unik, ketika tahu - tahu Humphrey masuk ke kamar dan menempatkan diri di ambang pintu lemari yang terbuka, di tepi karpet. Sejenak Shep membuka satu matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan gelisah di bawah tatapan tajam Humphrey, lalu hendak tidur kembali, karena merasa yakin ia akan menang dari kucing ini.
Setelah beberapa menit yang panjang, Humphrey berdiri dan meregangkan tubuh kuat - kuat, seperti seorang ahli kungfu yang sedang siap - siap bertarung. Satu telinga Shep bergerak-gerak, dan sekali lagi kedua matanya membuka. Sebuah geraman yang hampir tak terdengar muncul dari tenggorokan anjing itu, Humphrey duduk dan menunggu.
Setelah beberapa saat Shep memejamkan matanya kembali. Ia mengerang dan berganti posisi yang lebih nyaman. Aku tahu apa yang ada dalam pikirannya. Kucing takut pada anjing kan?
Shep tidak tinggi ataupun panjang. Tubuhnya tebal. Hampir keseluruhan tubuhnya dilindungi bulu tebal dan otot yang berat. Hanya satu kelemahannya, yaitu bagian kakinya. Shep yang kuat dan galak ini memiliki telapak kaki yang sangat halus. Dengan sangat perlahan Humphrey mengulurkan kaki depannya sejauh mungkin, dan pelan - pelan menempelkannya ke kaki depan Shep.
Shep langsung tersentak dan menarik kakinya ke arah tubuhnya. Kepalanya tegak saat ia menggeram galak penuh ancaman pada Humphrey. Tapi kucing itu tetap bertahan.
Setelah satu menit, kepala Shep pelan-pelan terkulai lagi ke lantai. Sepasang matanya mulai redup, tapi setiap tarikan nafasnya terdenagr bagai geraman pelan. Kembali si kucing mengulurkan kaki depannya ke wilayah musuhnya. Kali ini korbannya adalah kaki belakang Shep. Dengan geraman tajam menakutkan Shep langsung duduk tegak dan berusaha menarik keempat kakinya ke bawah tubuhnya. Kedua telinganya menempel rata di lehernya dan deretan giginya yang putih menyeramkan sudah terpasang, siap menyerang.
Humphrey menarik kepalanya ke belakang dan menatap tajam. Wajahnya berkerut-kerut di belakang kaki depannya yang masih terjulur. Shep masih terus menggeram dan mengentak-ngentakkan giginya. Humphrey bergerak lebih dekat dan mencapai salah satu jari kaki Shep yang tidak terlindung. Shep melompat bangkit dan mundur terdesak ke dinding lemari, masih terus menggeram sambil menoleh kiri kanan dengan gugup. Humphrey maju dengan cepat dan mulai menyerang bagian belakang kaki belakang Shep, seperti pelatih gajah di sirkus.
Shep mundur secepat kilat sambil menggeram-geram tanpa daya, menginjak beberapa sepatu tumit tinggi. Humphrey duduk di tengah wilayah yang sudah berhasil dikuasainya dan mulai mencuci telinganya.
Di suatu sudut alam semesta ini, aku yakin ada yang menulis di papan nilai : Kucing 1 - 0 Anjing.
Kucing memang berkesan tidak jantan, tai coba saja tanyakan kepada Shep, apa benar kucing itu seperti banci!!!
Oleh : Joe Kirkup
dari buku : Chicken Soup for the Cat & Dog lover's Soul