Mamalia dilindungi ini seluruh tubuhnya berbulu warna hitam, kecuali wajahnyanya berwarna abu-abu dan bagian atas dada terdapat bercak putih walau terkadang terlihat samara-samar, matanya berwarna coklat, lidahnya panjang dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari sarang lebah di pepohonan, memiliki kuku yang panjang di keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan dan menaiki pohon, Beruang madu aktif di malam hari atau disebut juga dengan makhluk nokturnal, mereka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan. Kecuali betina dengan anaknya, beruang madu umumnya bersifat soliter.
KLASIFIKASI BERUANG MADU
Filum :Chordata
Subfilum :Vertebrata
Kelas :Mamalia
Bangsa :Carnivora
Suku :Ursidae
Marga :Helarctos
Jenis : Helarctos malayanus (Raffles,1821)
Secara etimologis Helarctos berasal dari bahasa Yunani yaitu “hela” yang berarti matahari dan “arcto” yang berarti beruang sehingga Helarctos berarti sun bear (Beruang matahari) penyebutan sun bear berdasarkan adanya corak putih pada bagian dada yang terlihat seperti matahari (Fitzgerald dan Krausman, 2002). Beruang madu juga disebut Ursus malayanus (Meijaard, 2004). Terdapat beberapa nama populer untuk beruang madu yaitu Malayan sunbear (Fitzgerald dan Krausman, 2002), Malayan bear (Fetherstonhaugh,1940, 1948), Malay bear (Davis 1958) dan Sun bear (Corbet dan Hill, 1992).
Makanan:
Beruang madu adalah binatang omnivora, Mereka memakan buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem, kelapa. Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain. dan eitemukan beberapa kasus memangsa ternak kambing.
Beruang Madu termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:
Sumber: Daftar Satwa Dilindungi, BKSDA Lampung, 2007
Beruang madu adalah binatang omnivora, Mereka memakan buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem, kelapa. Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain. dan eitemukan beberapa kasus memangsa ternak kambing.
Beruang Madu termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:
- Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
- Barang Siapa Dengan Sengaja menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati (Pasal 21 ayat (2) huruf b), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
- Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
Sumber: Daftar Satwa Dilindungi, BKSDA Lampung, 2007